Senin, 09 Januari 2012

Cinta Itu Tak Seindah Merpati


Siang itu suasana rumahku sangat rame, maklum aja hari pernikahanku tinggal tiga hari lagi, tenda sudah mulai terpasang membentang menutupi halaman rumahku, para pedekor sedang mendekorasi pelaminan dengan bunga-bunga segar, dinding rumahpun sudah dihias dengan kain berenda begitu juga panggung hiburan sudah tertata didepan halamanku.

Aku memandangi kartu undangan yang berwarna hijau pupus dengan mata yang berbinar-binar karena didalam kartu undangan itu telah terpampang namaku MUTIARA ASTUTI,SE dan ANDREAS WICAKSONO,SE .
Akhirnya yang selama ini aku ingunkan terwujud juga sebentar lagi aku akan menjadi istri sahnya mas Andre orang yang selama ini aku sayangi dan aku cintai.
Ingin rasanya aku memutar cepat waktu agar bisa cepat-cepat menjadi istri mas Andre dan membangun rumah impian yang mungil dengan dimeriahkan gelak tangis dan tawa anak-anaku yang lucu dan sehat. Aku tersenyum sendiri didepan cermin meja rias kamarku.
Kringgggg......!!!!!!
Handphoneku berbunyi lamunanku  pudar sudah mendengar suara telepon berbunyi.
"Hallo beib, kamu lagi ngapain??" Tanya Mas Andre
"A..aku lagi beresin kamar pengantin mas" Jawabku sekenanya
"Kamu siap-siap ya sebentar lagi aku jemput kamu untuk ambil baju pengantin" Kata mas Andre
"Baik mas, aku siap-siap dulu" Jawabku
"Bye..."Jawabku sambil menutup telepon

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap aku keluar dari kamarku. betapah senangnya hatiku hari ini aku mau ketemu sama mas Andre .
"Tiara kamu mau kemana rapih sekali??" Tanya ibu
"Ibu, Tiara mau minta ijin untuk menemani mas Andre mau ambil baju pengantin yang sudah jadi" Jawabku
"Boleh aja asal jangan lama-lama ya" Kata ibu
"Baik bu, Tiara sama mas Andre cuma mau ambil baju pengantin aja setelah itu langsung pulang" Jawabku sambil mencium tangan ibu.
Aku tau ibu terlihat sangat cemas melepas kepergianku karena sesuai dengan adat jawa kalau orang mau menikah tidak boleh keluar rumah harus dipingit dan melakukan tirakatan untuk mendekatkan diri dan memohon restu pada sang pencipta.

Aku menunggu didepan teras rumah sambil melihat beberapa orang yang bekerja mondar-mandir memasang tenda. Tak terasa sudah 30 menit aku duduk diteras rumah tapi mas Andre belum juga datang untuk mengusir kepenatan aku membaca majalah tapi aku tidak tau apa yang sekarang aku baca.
Aku melirik jam tanganku sekarang sudah 1 jam lebih aku menunggu mas Andre, aku berusaha menghubungi telepon genggamnya tapi tidak ada suara, aku berfikir paling dia lagi dijalan dan macet karena sudah jadi kebiasaan mas Andre klo lagi nyetir dia malas mengangkat telepon.
Tak terasa sudah 2 jam aku menunggu mas Andre tapi dia belum juga menampakan batang hidungnya. Aku mulai cemas dibuatnya.
KRINGGGGG........!!!!!!
Handphoneku berbunyi.....
"Hallo....apa bener ini mba Tiara??" Jawab seorang perempuan diseberang telepon
"Iya betul, kenapa mba??" Jawabku penasaran
"Mba Tiara harus datang keRS karena pak Andre mengalami kecelakan dan sekarang sedang ditangani oleh Dokter diruang IGD" Jawat seorang perempuan yang ternyata dari pihak RS.
Deg......jantungku mau copot dan mataku mulai gelap
Aku tak sadarkan diri......!!!!!!

Didalam RS aku tak menyangka yang ada didepanku itu adalah mas Andre orang yang sudah aku tunggu dan sekarang dia terkapar lemah tak berdaya dengan selang infus ditangan dan dihidung
Dokter segera mengoperasi mas Andre agar jiwanya bisa tertolong, aku hanya bisa berdoa untuk kesembuhan mas Andre.
"Sabar ya nak, Andre pasti sembuh" Kata papanya mas Andre menenangkan aku
Dan aku hanya bisa menganggukkan kepala.
Pintu ruang operasi terbuka seorang Dokter keluar dengan tertunduk lesu dan menghampiri keluarga mas Andre.
"Maaf bapak dan ibu saya dan rekan dokter yang lainnya sudah berusaha sekuat tenaga tapi TUHAN berkata lain, anak bapak terlalu banyak mengeluarkan darah dibagian kepala belakang sehingga dia tidak bisa terselamatkan" Kata dokter
Bagaikan petir disiang hari ucapan dokter membuatku dunia terasa runtuh diatas kepalaku.
"Tidakkkkkkkk....."
"Tidak dokter, mas Andre masih hidup"
"Mas Andre ga boleh mati"
"Dokter harus bisa menyelamatkan mas Andre"
"Dokter harus bisaaaaaa....." Aku teriak sekuat tenaga dan akhirnya mataku gelap
Aku pingsan!!!!!!!


Hari pernikahanku telah tiba tapi semuanya telah sirna semuanya setelah mas Andre pergi meninggalkanku sendiri, aku menangis sejadi-jadinya dikamar karena seharusnya malam ini aku berbahagia mengingat malam ini adalah malam midodareni dimana seharusnya keluarga mas Andre datang dengan membawa seserahan yang telah dibungkus dengan indah dan keseokan harinya aku bersama mas Andre menjadi raja dan ratu sehari, betapa pilunya hati ini manusia hanya bisa berencana tapi TUHAN-lah yang punya kuasa dalam segalanya.
Aku memandang foto prawedding yang terbingkai apik dan terpajang didinding kamarku, aku segera mengambil sepasang pakaian pengantin dari dalam lemari dan aku kenakan pakaian pengantin itu perlahan-lahan ketubuhku.
Sekarang aku memakai baju pengantin yang begitu indah dengan hiasan payet-payet  berwarna gold dan merah tua, mas Andre memang pintar dalam memilih selera baju pengantin sehingga terkesan mewah dan elegant.
Aku menulis pesan disecarik kertas yang aku taruh diatas meja riasku.
isi pesan itu adalah:

Bapak dan Ibu yang Tiara cintai
Maafkan anakmu yang telah menyusahkan dan membuat malu bapak dan ibu
Tiara tidak sanggup lagi untuk hidup tanpa mas Andre
biarlah dihari bahagia ini Tiara menyusul mas Andre dialam sana.

Salam sayang TIARA

"Tiara....ini ibu nak, tolong buka pintunya" Kata ibu
"Tiara buka dong sayang, kamu dari kemarin belum makan nanti kamu sakit" Kata ibu sambil mengetuk-ketuk pintu.
Setelah lama pintu diketuk tapi tidsk ada reaksi ibupun merasa cemas maka pintupun dibuka paksa dan ibupun berteriak histeris melihat anaknya sudah terbujur kaku menggantung didalam kamarnya.
Hari bahagiapun berganti menjadi duka dan pernikahan itupun menjadi pernikahan abadi untuk TIARA dan ANDRE dialamnya.
Cintanya begitu besar untuk pasangannya......

.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar