Selasa, 30 April 2013

Merindukan Purnama

Pagi itu langit cerah warna biru putih menghiasi angkasa, angin berhembus sepoy-sepoy air lautpun tenang bersahabat. Dikampung nelayan desa Gondang didaerah Banyuwangi pesisir laut sedang sibuk mempersiapkan perahu yang akan digunakan untuk melaut nanti malam karena cuaca susah diprediksi.

Purnama sedang asik mencuci perahu yang nanti malam harus siap dipakai melaut, Purnama memang masih muda  umurnya sekitar 15 tahun tapi dia sudah dikapal milik pak Haji Malik sudah lama, semenjak bapaknya tenggelam dilaut karena kapalnya karam dihamtam ombak maka sekarang dialah yang menjadi tulang punggung keluarganya, Dia rela meninggalkan bangku sekolah demi bisa mencari sesuap nasi untuk menghidupi emaknya dan kedua adiknya yang masih kecil-kecil.
Kehidupannya yang begitu keras sudah dia jalani demi bisa membiayai adik-adiknya bisa sekolah.
"Pur, kamu sudah lap semua badan kapalnya?" Tanya Pak Haji Malik.
"Sudah pak Haji" Jawab Purnama.
"Hmmmm.....bagus, ini upah kamu hari ini" Kata Pak Haji Malik sambil memberikan uang lima belas ribu utuk upah harian Purnama.
Purnama mengambil uang dari pak Haji Malik itu.
"Sudah sana pergi kerjakan kerjaan yang lainnya, kenapa kamu mandi bengong disini?" Bentak Pak Haji Malik sambil melotot matanya.
"Mmmm......maaf Pak Haji, anu....mmm....anu nanti malem aku boleh ikut melaut pak?" Tanya Purnama memohon.
"Hmmmmm.....boleh, kebetulan Badri malam ini tidak bisa melaut karena istrinya mau melahirkan" Jawab Pak Haji Malik.
"Terimakasih Pak Haji" Jawab Purnama dengan wahah berseri-seri.

Purnama berlari kegirangan pulang kerumah, karena ini pertama kalinya dua pergi melaut, dan dengan dia bisa pergi melaut dia berharap bisa mendapatkan tangkapan ikan lebih banyak lagi dan itu artinya dia juga bisa mendapatkan upah lebih banyak lagi.
Didalam rumah yang sangat sederhana Ria dan Ani kedua adik Purnama sedang asik bermain sedangkan ibunya sedang menjahit baju pesanan langganannya.
Purnama mendekati ibunya untuk memohon ijin sama ibunya agar mau diijinkan nanti malam bisa melaut dengan teman-temannya.
"Kak Purnama datang......" Teriak Ani sambil berlari menuju Purnama.
Ani sangat sayang sama kakaknya karena kalo Purnama pulang kerumah dia selalu memengajak bermain sepeda dipantai.
"Asalamuallaikum....." Purnama masuk dan langsung mencium tangan emaknya yang sedang sibuk menjahit.
"Walaikumsalam...." Jawab emaknya.
Purnama langsung menuju kamar mandi untuk membersihan badannya yang bau amis dan bersiap-siap untuk menunaikan sholat maghrib.

Sehabis sholat magrib dan mengaji Purnama mulai mempersiapkan perbekalan untuk dibawa melaut nanti malam.
"Mak, Purnama minta ijin untuk melaut malam ini" Kata Purnama seraya mencium tangan emaknya.
"Hati-hati ya le, smoga ALLAH selalu melindungimu" Jawab Emak.
"Kak Purnama hati-hati yaa..." Kata Ria dan Ani.
Purnama berjalan menyusuri jalanan setapak menuju pelabuhan.

Perahu ikan besar yang terdampar dibibir pantai siap-siap diluncurkan ketengah lautan, para  awak kapal yang berjumlah sekitar 15orang sibuk memasang jaring-jaring.
Malam semakin larut kapal ikan itupun semakin ketengah lautan, cuaca malam itu memburuk gelombang laut sudah tidak bersahabat kapal ikan itu terombang-ambing ditengah lautan lepas. Gelombang besar datang menghantam kapal ikan itu para awak kocar-kacir berusaha menyelamatkan diri. Kapal ikan itupun akhirnya tenggelam setelah dihantam ombak.

Matahari muncul dari peraduannya, mengeluarkan sinar yang keemasan, berita tenggelamnya kapal ikan itu sampai ketempat purnama tinggal.
Emak Purnama mendatangi posko untuk mencari informasi mengenai nasib anaknya yang ikut berlayar bersama temen-temennya dikapal ikan itu.
Diposko terlihat sangat ramai, para keluarga korban berdatangan untuk mencari saudaranya yang hilang tenggelam.
Tim SAR tengah sibuk mencari para korban yang tenggelam, Sampai saat ini baru ditemukan 9orang yang tenggelam.

"Pak, gimana nasib anak saya?" Tanya Emak Purnama kepetugas kemanan.
"Sabar ya bu, sekarang Tim SAR masih mencari korban yang masih hilang" Sambil menenangkan.
"Baik pak" Jawab Emak Purnama tertunduk lesu.
Tim SAR kembali menemukan mayat yang sudah mebengkak, Emak Purnama langsung bergegas menuju mayat tersebut siapa tau dia adalah anaknya.
Lagi-lagi Emak Purnama tertunduk lesu karena ternyata mayat itu bukanlah anaknya yang selama ini ditunggu-tunggu.
Karena cuaca yang sangat extrim jadi pencarian korban kapal tenggelam dihentikan.

Sudah empat kali purnama tapi sang anak yang selama ini ditunggu belum juga datang Emak selalu duduk termenung memandang lautan lepas dengan ombak yang bergulungan menghampiri bibir pantai, Seakan-akan Emak tengah berbisik dengan alam dan menitipkan rindu untuk anak dan suaminya tercinta yang telah tenggelam dilautan lepas.

Purnama cahayamu begitu mempesona
Indah berkilau dengan sinar keemasan